.quickedit{ display:none; }
BLOGGER TEMPLATES AND IMVU Layouts »

Welcome To My Blog :)

Alohaaa :) welcome to my blog and thank you for youre visiting :D gak mau muluk-muluk buat maksa kalian baca blog ini :D blog ini cuma berisi kisah dan rangkuman hidup gue :) yang mau baca silahkan, kalo mau liat-liat juga gak apa-apa :D

Minggu, 10 Oktober 2010

BAYANGAN DALAM MIMPI ( my new cerpen )

Prookk…proookkk..prooookk..
Tepuk tangan penonton mengakhiri selesainya pentasku malam itu,             “ Alviiiiinnnn” terdengar teriakan seseorang memanggilku dari kejauhan saat aku berada di belakang panggung.
“ ka..kamu..kamu siapa ?” tanyaku tergagap sambil menjauh ketika ku lihat dirinya mendekati aku.
“ kamu lupa vin sama aku ?” tanyanya dalam mata yang sudah berkaca-kaca, tapi jujur aku seperti sudah mengena siapa dia, bahkan aku merasa sering  bertemu dengannya, tapi aku lupa siapa dia.
“ maaf tapi aku beneran gak tau kamu siapa. Maaf aku harus segera pergi” ucapku singkat lalu ku tinggalkan perempuan itu dalam kerumunan banyak orang.
“ kak, tadi kakak liat cewek yang nyamperin Alvin gak pas Alvin turun panggung ?” tanyaku pada Kak Rio ketika sampai dirumah yang merupakan kakakku satu-satunya yang merangkap sebagai managerku.
“ oh yang itu tadi,iya kakak liat kok. Kamu masih inget dia kan ?” tanya Kak Rio kembali padaku yang saat itu sudah memasuki kamar, diapun menyusulku ke dalam kamar.
          “ Alvin lupa kak dia siapa, apa dia teman masa kecil Alvin dulu waktu kita masih di desa 8 tahun yang lalu ?” tanyaku sambil berbaring di peraduanku. Kak Rio yang mendengar pertanyaanku pun menatapku dengan bingung, lalu ia menghampiriku ke tempat tidur dan duduk di sampingku.
          “ kamu lupa sama semua teman kamu di desa ya ? dia itu Shilla, orang yang pernah kamu suka dulu, apa kamu lupa dengannya ?” seketika ucapan Kak Rio tadi merubah raut wajahku, aku termenung mengingat semua masa laluku, masa di mana desaku tertimpa bencana alam yang membuatku dengan Shilla terpisah, dan aku diajak oleh Kak Rio untuk pergi ke Jakarta mewujudkan impianku menjadi seorang bintang terkenal.
          “ shilla. Aku inget kok kak sama dia, tapi kenapa penampilan dia berbeda kak. Aku tak mengenal dia tadi” ucapku sambil menaruh tanganku di belakang kepalaku.
          “ mending besok kita ke desa, kita cari segala sesuatu informasi tentang Shilla.” Ucap Kak Rio yang segera berlalu keluar kamarku, meninggalkanku dalam kebimbangan.

Keesokan harinya. Kami pun berangkat menuju desa Impian, begitu biasa aku dan Shilla menyebutnya semasa kecil, tak sampai 5 jam pun kami sudah tiba di desa itu. Kakak membawaku ke sebuah lapangan yang masih sama seperti ingatanku tentang lapangan ini dulu. Lapangan dimana aku, Kak Rio, dan Shilla sering bermain-main di lapangan ini. Aku melihatnya, ya aku melihat Shilla kembali. Dalam balutan pakaian yang sederhana, berbeda sekali saat ia mnjumpaiku kemarin, aku pun segera menghampirinya yang sedang duduk di bawah pohon yang cukup besar. Berbeda sekali pohon itu dengan keadaan yang dulu.
          “ shilla “ panggilku pelan saat ku lihat seorang gadis cantik yang sedang melihat hamparan sawah yang cukup luas duduk membelakangiku. Ia pun menoleh dan menatapku, namun aku dapat merasakan kekecewaan dalam sorot matanya. Ku panggil dirinya sekali lagi, namun ia malah pergi berlari meninggalkanku, sampai ku dapati dirinya di tengah pematang sawah berdiri mematung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, aku tau ia menangis.
          “ shil, maafin aku. Aku  gak tau kalo yang datengin aku itu kamu, kamu sungguh berbeda kemarin Shil” ucapku saat ku balikkan tubuhnya menghadapku,
          “ berbeda ? beda apanya vin ? bukannya kamu yang gak pernah lagi peduli sama sahabat kamu sendiri makanya kamu ngerasa aku beda?” omelnya dalam nafasnya yang masih memburu menahan emosi nya yang tak karuan.
          “ aku minta maaf Shil, aku mohon maafin aku. “ ucapku memohon sambil berlutut di hadapannya “ aku janji gak akan ngelakuin hal bodoh kaya gitu lagi shil, dan aku pengen kamu ikut aku ke jakarta.” ucapku kembali ketika mengetahui tak ada reaksi balasan apa pun dari Shilla.
          “ maaf kamu gak akan pernah bisa ngegantiin rasa kecewa aku vin. Dan aku gak akan pernah ikut kamu ke kota itu !” Teriaknya diiringi isakan tangis sambil berlalu pergi meninggalkanku yang berlutut terpaku dalam keadaan bisu. Tak lama kemudian rintik rintik air turun membasahi seluruh tubuhku, aku masih berdiri mematung, aku bingung, aku tak tahu harus melakukan cara apa lagi agar dia memaafkanku, sampai aku tak sadar bahwa Kak Rio sudah berada di sampingku.
          “ kita neduh di bawah pohon besar itu dulu sekarang vin.” Ucap Kak Rio mengajakku meneduh di sebuah gubuk dimana saat aku masih tinggal di desa impian ini aku sering bermain dengan Shilla di gubuk itu. Aku tidak menjawab ajakannya dengan ucapan, namun aku hanya menjawab ajakannya itu dengan anggukan. Akupun berjalan menyusuri pematang sawah menuju gubuk itu dengan diiringi rintik-rintik air hujan yang terus menyiramku.
          Ketika aku memasuki gubuk itu aku merasakan hal yang berbeda namun aku tidak tau apa itu, aku pun di suruh berbaring oleh kak Rio di sebuah dipan yang berada di dalam gubuk itu. Ku turuti perkataannya, tak lama pun aku sudah terlarut dalam tidurku,
          “ Alviiiiiiiiinnnn !! “ terdengar teriakan seorang gadis membangunkanku dari mimpiku.
          “ shilla ? ini kamu Shil ?” tanyaku sambil memegang kedua bahunya. “ kamu udah gak marah sama aku ? aku minta maaf ya Shil, aku janji gak akan pernah ninggalin dan gak akan pernah ngelupain kamu dalam keadaan aku yang popular kaya sekarang ini. Maaf ya Shil “ ucapku tiada henti yang membuat Shilla hanya terpaku ketika aku memeluknya. Tapi tunggu, ku lepaskan pelukanku dan ku amati dirinya secara teliti,
          “ kamu ngapain sih ? ngeliatin aku ampe kaya gitu.” Ucapnya sambil memandang dirinya sendiri.
          “ kamu kok jadi kecil lagi ?” tanyaku heran melihat tubuhnya yang seperti anak usia 7 tahun. Shilla pun mengangkat alisnya lalu tersenyum dan berdiri sambil meninggalkanku tanpa menjawab pertanyaanku. Akupun segera menyusulnya dan mengimbangi langkahnya di sampingku,
          “ shil jawab dong, kenapa kita jadi kecil lagi ?” tanyaku terheran-heran.
          “oalah lucu kamu vin, mimpi wong Cuma 15 menit kok kamu anggep jadi kenyataan, sadar toh kamu vin.. kamu itu baru mau di bawa sama Mas Rio ke Jakarta. Udah, aku mau ngebantu ibu dulu nyiapin masakan buat bapak.” Ucapnya berlalu yang membuatku berhenti melangkah dan termangu di tepi jalan.
          “ hah ? jadi tadi aku Cuma mimpi ? oalaaah, untung Cuma mimpi.” Ucapku sambil tersenyum dan mengejar Shilla yang sudah mulai terlihat jauh dari pandanganku. “ Shiiiiiilll, kamu ikut aku ke jakartaaaaa yaaaa …”

THE END